Aku Pare Kamu

Pelajar atau pecinta Bahasa Inggris mana yang tidak tau Pare? Ya, Pare adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri yang terkenal dengan Kampung Inggrisnya. Sebutan untuk salah satu kampung yang mempunyai ratusan tempat belajar Bahasa Inggris. Dan saya pun mempunyai mimpi untuk bisa pergi kesana. Berawal dari obrolan dengan salah seorang teman saat SMA yang menceritakan tentang Kampung Inggris Pare, kemudian dilengkapi dengan cerita guru-guru SMA yang menghabiskan liburan semester di Kampung Inggris.
Tibalah saat-saat menjadi mahasiswa, dimana waktu belajar lebih fleksibel (katanya), padahal ya sama saja. Salah seorang sahabat seperantauan yang rumahnya lumayan dekat dengan rumah saya mengajak untuk tinggal di Kampung Inggris selama dua minggu. Berangkatlah dia menuju ke Kampung Inggris untuk mencari informasi. Seiring berjalannya waktu, sudah tidak ada lagi omongan mengenai Kampung Inggris. Rencana-rencana itu tiba-tiba saja menghilang bak ditelan bumi, entah kemana rencana itu pergi. Semakin bertambah semester, kegiatan di kampus semakin padat, banyak tugas. Dan hal yang paling mengerikan bagi mahasiswa pun tiba, menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir. Jangankan memikirkan Kampung Inggris, berfikir untuk tidur pun rasanya nggak sempat. Setelah melewati halangan dan rintangan, Alhamdulillah lulus juga. Bingung mau nerusin kemana, nerusin kuliah lagi apa kerja. Dirumah nggak ada kerjaan, kerjanya cuma online, baca buku, belajar main gitar, ah betapa monoton sekali setiap hari seperti itu.

Tibalah di suatu hari, semuanya berubah ketika negara api mulai menyerang *eh enggak ding* :D Jadi pada saat tanggal 1 Oktober, pas lagi asyik-asyiknya online. Fan Pagenya Kampung Inggris update status tu, yang isinya pendaftaran 10 Oktober masih dibuka. Nah, mendadak keinginan yang dulu sempat memudar kembali menggebu-gebu. Langsung cek sisa tabungan di ATM sisa duit beasiswa yang mulai menipis. Siip cukup untuk biaya kursus + asrama selama 2 minggu. Langsung deh minta ijin ke ibuk. Ibuk sudah oke, walaupun suaranya agak berat ketika bilang mengijinkan xD Sudah dapat lampu ijo dari ibuk, langsung deh telpon bapak. Ternyata tidak selancar dan semudah dugaan, bapak langsung melarang. Maklum, saya anak terakhir perempuan, jadi bisa dibilang yang paling disayang :') Dengan rayuan dan sedikit berbohong (berbohong kalo udah terlanjur daftar, padahal belum, maaf pak :* ) akhirnya dengan berat hati bapak mengijinkan. Skip skip ..

Dengan nekat naik kereta api tut tut tut saya berangkat ke Pare . Subhanallah, senangnya.. Walaupun agak gimana gitu jauh dari orang tua. Setelah sampai di tempat kursus, diantarkanlah saya ke asrama oleh petugas. Didalam kamar yang akan saya tempati ada dua orang cewek, saya berkenalan dengan mereka. Namanya mbak Sheny dan Mbak Riah. Mereka sama-sama dari Jakarta. Tidak lama kemudian, masuklah seorang cewek yang tadi habis keluar sebentar beli makanan. Namanya mbak Sutri dari Blitar (yang akhirnya nobatkan sebagai The Princess of Blitar karena kelucuan dan kekonyolannya). Mereka benar-benar menyenangkan. Kira-kira sehabis maghrib, datang seorang penghuni baru di kamar kami, namanya Cita dari Bekasi. Cita ini ternyata adik angkatan saya di kampus tapi beda jurusan.

Mereka sangat menyenangkan. Mbak Riah itu emak-emak banget, suka memarahi kami kalo kami bikin kotor. Mbak Riah orangnya bersihan, hobbynya nyapu, ngepel, dan tidur siang :D Dia jago Bahasa Inggrisnya. Jago ngomong. Orangnya cantik, pinter dandan, smart, keibuan. Dia lulusan UII, bapak ibunya orang Batak tapi namanya Jawa Batak, Riah Suciati Tarigan :D Lama tinggal di Jakarta dan kerja di salah satu majalah di Jakarta.

Kalo Mbak Sheny itu pecinta Korea banget. Dia ngefans sama T.O.P Big Bang. Jangan ditanya gimana ngefansnya. Sampe dibelain beli kaos yang ada lukisannya T.O.P dan nggak pernah dicuci karena takut gambarnya ilang. Ngefans ama jorok beda tipis yee hihihi. Mbak Sheny kalo ngomong cepet banget, kayak orang Jakarta pada umumnya. Dia alumni desain Binus, jurusannya sama kayak si Cita, jadi agak nyambung kalo ngomongin kuliah. Mbak Sheny juga jago ngomong Bahasa Inggrisnya, smart, PD, cantik, hobby gambar. Mbak Sheny satu kantor sama Mbak Riah.

Lain halnya dengan Mbak Sutri. Cewek berdarah asli Blitar ini lucu banget, apalagi kalau lagi ngomong Bahasa Inggris. Tapi salut buat Mbak Sutri, kegigihannya belajar Bahasa Inggris sangat luar biasa. Mbak Sutri ini orangnya baik bangeeeett, smart, keibuan, lucu, konyol, cantik, nasehat-nasehatnya keren. Mbah Sutri alumni UMM. Banyak banget kenangan kekonyolan dengan Mbak Sutri sejak kami pindah ke kos berdua. Apalagi pas hari terakhir di Pare, kami pulang bareng naik motor ke Malang. Keren deh mbak yang satu ini, bisa bayangin kan jalan dari Pare ke Malang itu kayak gimana? Naik motor 2 jam naik turun gunung, jalanan yang berkelok-kelok, boncengan berdua, bawa 5 tas yang super gedhe. Jadi kangen :')

Kalo Cita, nggak banyak yang bisa diceritakan, dia jarang di kamar, jarang bareng-bareng sama kami. Maklum dia paling muda diantara kami. Cita ini cita-citanya tinggi, dia pengen ngelanjutin study di Aussie. Dia smart, baik, cantik, dan hobby cerita.

Sekarang kami sudah kembali ke asal masing-masing. Mbak Riah dan Mbak Sheny udah di Jakarta, nyari kerja lagi. Mbak Sutri di Kalimantan dan mau menikah. Cita sudah sampai di Aussie. Dan saya sendiri masih di Pasuruan nggak kemana-mana.

Senang sekali berkenalan dengan mereka. Kangen banget sama mereka. Sampai jumpa dipuncak kesuksesan sahabat-sahabatku, keluargaku :)

Lengkap berlima tapi Citanya nggak sadar kamera :D

Berempat tanpa Cita

Berdua tanpa Mbak Riah dan Mbak Sheny

Komentar

Postingan Populer